Warung Apung Waduk Kedungombo

Idul Adha tahun ini (2017) jatuh pada hari Jumat. Masjid di tempat kami memutuskan untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban besok Sabtu saja, supaya lebih leluasa, gak terpotong jumatan.


Nah, akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk jalan-jalan ke Waduk Kedungombo Boyolali setelah sholat jumat.

Mobil 1--splash putih

Mobil 2--xenia abu-abu

Jadilah siang tanggal 1 September 2017 kami berombongan naik 2 mobil menuju Waduk Kedungombo. Perjalanan dari Semarang lewat Purwodadi, sampai di waduk sekitar pukul 4 sore (3 jam perjalanan).

Jalan yang mulus

Jalan tanah berbatu menuju waduk

Sepanjang jalur utama sih jalannya mulus aja. Jalan tanah berbatu ada di 1 km dekat lokasi waduk. Yang bawa sedan harus ekstra pelan-pelan bawa mobilnya.

Sebelum sampai di waduk, kami lewat di sebuah jembatan dimana banyak anak muda foto-foto. Saya pun penasaran. Uoo..ternyata pemandangan sungai di jembatan itu kereen banget. Pantesan banyak yang selfie. Saya agak nyesel karena tidak menyempatkan foto.

Jembatan yang keren itu ada di daerah ini.
Berada di sebelah kanan. Ini kami dah kebablasan 50 meter.

Baiklah, setelah melewati jalan yang tidak mulus itu, kami pun sampai di lokasi Waduk Kedungombo. Yaaah...rupanya tutup libur Idul Adha.

Jadi selain lihat air waduk, wisata disini adalah makan (dimasakin) atau belanja seafood segar dengan harga terjangkau. Yes, ada semacam pasar kecilnya gitu. Karena ini Idul Adha maka pasarnya tutup. Ya udah deh, lokasi waduk sekalian ditutup.

Sebetulnya kalau mau tetap lihat waduk ya bisa. Tapi jarak dari portal ke waduk cukup jauh (1 km). Mobilnya ditinggal di dekat portal, lalu kita masuk dengan jalan kaki atau naik ojeg. Ah..malas lah.. Kami memilih maju lagi, menuju warung apung yang jaraknya sekitar 500meter.

Yang disebelah kiri adalah portal menuju waduk (gak ke foto).
Kami pilih lurus menuju warung apung

Alhamdulillah warungnya buka. (Kami sudah tanya tukang parkir di waduk sih..).

Memasuki warung apung. Bayar parkir di pos depan.
Meski judulnya "apung", tapi gak terasa goyang-goyang kok. (Kecuali jika sudah menginjak waktu magrib. Uih...anginnya kuenceng banget)

Ada 2 warung apung. Kami pilih yang ini.

Selain resto, disini juga ada beberapa wahana mainan dan wahana air. Di dekat parkiran bahkan ada taman LOVE. Saya baru lihat pas pulangnya. Udah malem..gelap deh.

Permainan anak sebelum masuk warung

Jalan masuk warung

Boat dan permainan anak
Mancing sambil tunggu masakan

Foto dulu selepas order
Rasa masakannya: biasa. Suasana nya yang asik.
Toilet apung
Sholat magrib sebelum pulang. Uidiih..anginnyaaa 😣
Suasana lepas magrib

Pada prinsipnya warung apung buka sampe malem, karena para staff banyak yang tidur disitu (dan siap melayani order). Tapi seperti saya sampaikan diatas bahwa jelang magrib anginnya luar biasa. Gak nyaman lah makan sambil mendengar suara atap kena angin gitu. Jadi waktu terbaik untuk ke warung apung adalah siang-sore hari.

Keluar dari lokasi

Tuh lihat gambar diatas. Lewat magrib udah sepii. Dan sepanjang jalan tidak ada lampu penerangan lho.

Dari sini kami pilih balik ke Semarang via Salatiga.


Niatnya mau mampir ke wedang ronde Jago yang femes itu. Sayangnya nyampe sana sudah habis. Hiks. Padahal mau kesini musti muter-muter dulu karena jalannya banyak yang searah.

Tempatnya nyelempit di gang tapi luaris

Kebagian foto aja 😢 udah orderan semua

Harganya mantaaap 🙈

Akhirnya 'terdampar' disini . Lumayan lah buat menghangatkan badan. Harga disini cuma 5.000an aja 👇

Di pelataran toko sepatu Bucheri
Wedang ronde: wedang jahe+kacang+bola-bola putih isi kacang+agar-agar

Next post: Surabaya. Saya akan ulas soal 2 cake artis di Surabaya (Snowcake&Patata) serta 1 warung makan spesial belut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar